kotabontang.net - Batu Hajar Aswad atau Hajarul Aswad letaknya di salah satu sudut Kabah, satu sisi dengan posisi pintu Kabah.
Itulah salah satu magnet Rumah Allah yang selalu menjadi rebutan jutaan jamaah haji dan umrah untuk mendekatinya lalu mengecupnya.
Karena lautan manusia yang berebut menuju sudut itu, maka banyak pula jamaah yang memutuskan untuk tidak ikutan berebut ke sana dengan pertimbangan keselamatan.
Lalu bagaimana sebenarnya bentuk batu yang dipercaya berasal dari Surga itu? Benarkah bentuknya tidak seperti kerikil atau batu kebanyakan? Dalam sejarah disebutkan batu itu pecah akibat bencana, lalu disusun dan ditempel di dinding yang berbentuk bulat.
Lalu bagaimana pengalaman jamaah haji pernah mengcup batu itu? Bisakah mereka merasakan bentuknya?
“Batunya itu babayanya cungul....,(sangat samar permukaan batunya) ” ujar H Mardiansyah, mantan anggota DPRD Kalsel yang sangat sering bolak-balik Banjarmasin-Makkah itu.
Hal sama dirasakan Nur Hadiah yang sempat mengecup batu itu sewaktu menjalankan ibadah haji beberapa tahun lalu.
“Samar-samar terasa tonjolan batunya,” cerita dia.
“Nyaris tidak terasa ketika kita menciumnya, di antara bingkai porselin yang licin di sekitarnya” ujar Wahyu, jamaah yang lain dan mengaku telapak tangan kanannya sempat meraba dinding dan batu itu cukup lama karena saat itu menahan jatuh akibat dorongan laut manusia.