Memilih prioritas tentunya menjadi hak bagi setiap orang. Kebutuhan masing-masing orang jelas berbeda. Sehingga prioritas setiap orang tak bisa disamakan begitu saja. Sesuatu yang kamu anggap penting, belum tentu dianggap yang lain juga penting.
Namun beda cerita ketika seseorang sudah berani mengambil keputusan untuk menjalin komitmen merajut kisah berdua. Ada konsekuensi dibalik keputusan itu, yakni secara otomatis menjadikan pasangan sebagai salah satu prioritas. Prioritas bukan berarti selalu menomorsatukan pasangan dibandingkan hal penting lainnya, tapi memprioritaskan pasangan berarti setidaknya menghargai keberadaannya. Dan ada beberapa hal yang bisa membuat kamu sadar, bahwa kamu memang bukan prioritas baginya..
1. Dia suka sekali membatalkan janji sesuka hati. Alasan yang dia lontarkan selalu membuatmu mengernyitkan dahi
Setiap kali kamu dan dia hendak jalan, tak jarang dia membatalkannya. Mirisnya, dia kerap membatalkan janji di detik-detik terakhir. Saat kamu udah berdandan cantik dan excited bertemu dengannya, dia justru membatalkannya begitu saja. Alasannya sering sekali membuatmu mengernyitkan dahi. Seperti misalnya dia menerima ajakan dadakan teman-temannya untuk pergi futsal. Padahal kamu dan dia sudah membuat janji sejak berminggu-minggu lalu.
Bukannya ingin menciptakan drama, tapi sikap dia yang seperti ini kadang tak bisa kamu tolerir. Bukannya kamu ingin melarang dia pergi dengan teman-temannya, namun setidaknya hargai kamu yang sudah lebih dulu membuat janji dengannya. Kamu juga ingin dianggap keberadaannya oleh dia.
2. Setelah menjalani komitmen yang menahun, kamu belum kunjung diperkenalkan pada orangtuanya
Pada kebanyakan pasangan, pacaran yang udah beranjak menahun biasanya selalu melewati sebuah tradisi. Yakni diperkenalkan pada orangtuanya. Alasan dia belum mau mengenalkanmu pada orangtua dan keluarganya macam-macam. Dari mulai sibuk hingga belum siap.
Kamu sama sekali tidak bermaksud untuk memburu-burunya agar segera menikahimu. Tapi kamu hanya ingin diberi kesempatan untuk mengenal lingkungannya lebih jauh lagi. Mengenal orangtuanya jelas jadi gerbang pembuka. Tapi tampaknya hingga saat ini dia tak juga mengenalkanmu sebagai orang spesial yang mendampingi hari-harinya.
3. Dia hanya fokus pada mimpi pribadi. Rencana berdua selalu dia jawab ‘nanti’
Dia adalah pribadi yang sangat ambisius jika menyangkut karir yang saat ini sedang di puncaknya. Tanpa pernah ada keraguan, dia seakan menyerahkan hidupnya untuk terus membangun karir yang memang selama ini dia idamkan. Dia bahkan rela mengorbankan waktu denganmu untuk mengejar ambisinya ini.
Namun sikap berbanding terbalik dia tunjukkan ketika kamu iseng bertanya bagaimana rencana hubungan kalian ke depan. Dia dengan enggan selalu menjawab nanti. Seakan rencana kalian ke depan tak pernah masuk bucket list hidupnya. Kamu lagi-lagi diminta menanti, entah sampai kapan.
4. Saat kalian bertengkar, selalu kamu yang berjiwa kesatria, yang meminta maaf lebih dulu
Entah kenapa saat kalian lagi berantem, selalu kamu yang meminta maaf duluan. Seringnya kamu mengalah demi kelangsungan hubungan kalian. Kalau hubungan kalian dalam masalah pun, hanya kamu yang bersikeras mencari jalan tengahnya. Dia nampak santai saja.
Baginya masalah dalam hubungan cuma tanggung jawabmu saja. Dia tak mau repot-repot berpikir untuk mencari solusi bersama. Semua beban dijatuhkan di pundakmu. Dia hanya menerima beres begitu saja.
5. Hingga sedemikian rupa, kamu dibuat merasa tidak artinya bagi dia..
Segala hal yang dia lakukan terhadapmu, akhirnya membuatmu selalu bertanya “Apa arti dirimu bagi dia?”. Kamu tidak lagi merasa berharga sejak bersamanya. Untuk sekian banyak alasan, kamu yang selalu harus mengalah dan disingkirkan. Kali ini, kamu berpikir untuk menyerah saja..
Kamu perlu sadar satu hal, kamu adalah sosok berharga. Jika tidak baginya, maka masih ada pria di luar sana yang mau menerimamu apa adanya.
hipwee.com