kotabontang.net - Terminal penampungan dan regasifikasi Arun siap mengalirkan gas hasil olahan dari liquefied natural gas (LNG) ke pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Hendrajaya, Presiden Direktur PT Pertamina Gas, mengatakan fasilitas yang digarap PT Perta Arun Gas itu akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Fasilitas itu nantinya akan mengolah LNG dari Kilang Tangguh yang dioperatori BP Berau Ltd.
"BP Berau sebenarnya sudah mengirimkan kargo LNG pertamanya pada 19 Februari 2015, untuk PLTGU Belawan," katanya, Minggu (8/3/2015).
Hendrajaya menuturkan gas olahan dari LNG Kilang Tangguh tersebut tidak dapat langsung dialirkan, karena masih ada masalah pada metering milik ExxonMobil Indonesia.
Menurutnya, anak usaha Pertagas itu sudah memastikan pengiriman pertama gas hasil olahan itu akan dilakukan pada pekan ini.
Selain menggarap alih fungsi Kilang Arun menjadi terminal regasifikasi, Pertagas juga sudah merampungkan pembangunan pipa Arun-Belawan untuk mengalirkan gas hasil regasifikasi.
Dengan begitu, gas yang diolah oleh terminal regasifikasi itu dapat dimanfaatkan oleh industri. Apalagi, saat ini Pertagas juga sudah memiliki nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Kawasan Industri Medan, dan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
"Sekarang kami expand lagi ke bawah, sepanjang 156 kilometer hingga KIM kemudian KEK Sei Mangkei. Nanti kami juga akan expand lagi 50 kilometer ke Kuala Tanjung,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki, mengatakan gas yang akan dialirkan ke pembangkit listrik di Belawan mencapai 105 british thermal unit per hari (bbtud). Setiap satu bbtud gas akan bisa menggantikan konsumsi solar sebesar 28 kiloliter per hari.
Artinya, penggunaan gas tersebut dapat menggantikan penggunaan 1,03 juta kiloliter solar per tahun. Dengan asumsi harga solar Rp5.000 per liter, maka PLN bisa menekan pemakaian BBM hingga Rp15 miliar per hari atau Rp5,4 triliun per tahun.