kotabontang.net - WARGA masyarakat Desa Martadah Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut (Tala), Minggu (8/3) dibuat heboh dengan temuan batu hijau di dasar Sungai Tarini. Batu hijau itu diperkirakan sejenis batu giok dan oleh para pencinta akik setempat, langsung digelari green borneo.
Belum diketahui berapa banyak deposit batu hijau yang terpendam di sisi Sungai Tarini tersebut. Tapi yang pasti, sejak kabar itu terdengar, warga pun ramai berdatangan untuk mengambil bongkahan batu tersebut.
Penemuan batu ini pun langsung menjadi perhatian Polres Tala, Kodim 1009 Pelaihari dan jajaran Pemerintahan Kabupaten Tala.
Lokasi penemuan itu berjarak dari Kota Pelaihari sekitar 30 kilometer, untuk dapat menuju lokasi cukup sulit, melewati jalan berliku tak beraspal. Lokasi penemuan batu ini sendiri dekat dengan lokasi penambangan galian C.
Pantauan Radar Banjarmasin di lapangan kemarin, sudah ada dua unit ekskavator yang difungsikan untuk menggali dan memecah batu. Kemudian, warga yang datang dilokasi mengambil dan memilah satu-persatu batu tersebut untuk digosok menjadi permata ataupun dijual.
Kepala Desa Martadah Jamhusein mengatakan, penemuan giok martadah sebutan warga ini pertama kali ditemukan oleh seorang warga, kemudian dirinya mendapat laporan langsunng menuju lokasi guna memastikan lokasi penemuan. Ternyata, saat di lokasi dirinya dikejutkan adanya beberapa bongkahan batu yang berwarna hijau. Saat dirinya berjalan dialiran sungai Tarini itu, sepanjang 1 kilometer terdapat ratusan bongkah. "Untuk berat belum bisa diperkirakan," jelasnya.
Setelah mengetahui hal itu, dirinya memberikan informasi ini kepada pihak Polsek, Danramil, dan pihak Kecamatan Tambang Ulang. "Mereka bersama-sama meninjau lokasi penemuan itu," jelasnya.
Menurut Jamhusien, awalnya dirinya tidak percaya, jika batu seperti giok itu ternyata memiliki nilai jual cukup tinggi. Setelah dirinya mendengar dari warga yang sedang mencari batu tersebut. "Harga kisaran 10 ribu perkilo hingga 30 ribu perkilo," Ungkapnya.
Setelah bermusyawarah dengan beberap warga dan disaksikan oleh Camat Tambang Ulang Andi Mashabi, temuan batu tersebut diberi nama Giok Martadah. "Nama itu supaya mengangkat daerah Martadah," jelasnya.
Sementara itu, sekitar 5 jam lamanya ekskavator beroperasi, dua bongkahan batu tersebut baru dapat dipecah, padahal masih ada ratusan ton lagi batu yang tersimpan di Sungai Tarini Desa Martadah itu.
Sudah Dua Ton Diambil
Lokasi penemuan giok martadah di Sungai Tarini Desa Martadah, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut (Tala) mendapat pengamanan khusus dari anggota Brimob dan anggota Polres Tala.
Aparat yang berjaga dari pasukan Brimob lengkap dengan menggunakan seragam dan dilengkapi senjata laras panjang.
"Ada satu pleton yang mengamankan lokasi ini," ujar Kapolsek Tambang Ulang Iptu Amin Hidayat kepada koran ini saat berada dilokasi penemuan batu tersebut, Minggu (8/3).
Amin menambahkan, pengamanan dari pihaknya belum dapat dipastikan berakhirnya, karena batu yang dihebohkan warga masih berada di lokasi ini. Sehingga dirinya belum memastikan kapan berakhir tugas menjaga lokasi ini.
"Saya belum mengetahui kapan berakhir, terlebih batu hijau itu masih berada di sini," jelasnya.
Amin menyebutkan, menjaga pengamanan lokasi ini berbeda dengan penemuan batu giok di aceh yang dapat prediksi berat dan besar batu, sehingga batu tersebut dapat segeraa dievakuasi.
"Kalau batu ini kan memiliki berat dan besar tak terhingga, jadi kapan evakuasi berakhir dirinya belum mengetahui," ungkapnya.
Pihaknya melakukan pengamanan ini, untuk menjaga areal penemuan batu itu. Agar tidak ada gesekan diantara masyarakat yang ingin mencari batu.
Sementara itu, lokasi penemuan batu itu juga mendapat kunjungan dari orang nomor satu di Kabupaten Tala H Bambang Alamsyah yang meninjau secara langsung lokasi penemuan batu. Pihaknya selain meninjau langsung lokasi, juga memerintahkan Dinas Pertambangan untuk mengambil sampel, agar diuji ke laboratorium.
"Pihak kami masih menunggu hasil lab, terhadap batu ini," jelasnya.
Bupati juga berpesan kepada masyarakat, agar menjaga lokasi penemuan batu ini dengan baik, dan juga saat mencari batu jangan merusak lingkungan. Terlebih jangan ada gesekan antar warga.
"Jaga keamanan dan ketertiban dilokasi ini," ungkapnya.
Perlu diketahui, berdasarkan pemberitaan Radar Banjarmasin kemarin, warga Desa Tambang Ulang dihebohkan dengan penemuan diduga giok ini yang memiliki berat tak terhingga, karena ada ratusan bongkahan batu tersebut sepanjang 1 kilometer di sungai Tarini.
Pembakal Desa Martadah Zamhusein mengatakan, selama dua hari ini sudah ada sekitar 2 ton batu yang ada di sungai tarini ini. "Sudah ada dua ton batu diangkat," jelasnya.
Batu tersebut diangkut oleh warga secara manual, dan kemudian batu tersebut dijual dengan kisaran harga sekitar 25 ribu sampai 30 ribu. "Ada yang sudah beli dengan harga 30 ribu," ungkapnya.
Sementara itu, sebelumnya Zamhusein mengatakan penemuan giok martadah sebutan warga ini pertama kali ditemukan oleh seorang warga, kemudian dirinya mendapat laporan langsung menuju lokasi guna memastikan lokasi penemuan.
Ternyata, saat dilokasi dirinya dikejutkan adanya beberapa bongkahan batu yang berwarna hijau. Saat dirinya berjalan dialiran sungai Tarini itu, sepanjang 1 kilometer terdapat ratusan bongkah. "Untuk berat sudah tidak dapat diperkirakan lagi," jelasnya. (ard/yn/bin/jpnn)